Kamis, 31 Januari 2013

Sejarah Singkat Karimun Jawa (Jepara)

Sejarah Singkat Karimun Jawa (Jepara) | kali ini saatnya untuk belajar sejarah, kemarin saya sudah ‎posting sejarah singkat Jepara sekarang sejarah singkat karimun jawa. Kadang diantara kita masih ‎kebingungan sebenarnya karimun jawa itu ikut mana. Nah,,, kayaknya ini pas banget untuk ‎mengetahui lebih lanjut namun singkat mengenai pulau karimun jawa.‎



Kabupaten Jepara terdiri dari 14 kecamatan, salah satu diantaranya adalah Kecamatan ‎Karimunjawa. Salah satu wilayah kecamatan yang terdiri dari 3 desa merupakan gugusan dari 27 ‎buah pulau yang ada dan terhampar luas di laut Jawa dengan jumlah penduduk sekitar 8.000 ‎jiwa.‎

Kecamatan ini merupakan kawasan alam yang dilindungi karena memiliki sumber daya alam yang ‎khas dan unik baik dalam bentuk flora, fauna, ekosistem merupak kondisi alam yang menjadukan ‎Karimunjawa sebagai cagar laut yang sangat potensial. ‎

Dari penjelasan diatas sudah kita temukan obat kebingungan kita, Ternyata karimunjawa ikut ‎wilayah kabupaten Jepara. Rasanya tidak lengkap jika tidak tau asal usul karimunjawa yang ‎memiliki potensi alam yang sangat istimewa. Berikut penjelasan asal mula karimunjawa dan ‎potensi apa saja yang ada disana :‎

‎ASAL NAMA KARIMUNJAWA‎

Sunan Nyamplungan merupakan tokoh cerita rakyat yang menarik tentang terjadinya nama ‎Kepulauan Karimunjawa. Sunan Nyamplungan yang mempunyai nama asli Amir Hasan adalah ‎putra Sunan Muria. Perkembangan kehidupan Amir Hasan dari kanak-kanak sampai dewasa ‎selelu dimanjakan oleh Nyai Sunan Muria, walaupun perilaku Amir Hasan sehari-hari cenderung ‎nakal.

Melihat hal yang tidak menguntungkan terhadap diri Amir Hasan, Sunan Muria selalu ‎menanamkan jiwa kedisiplinan dengan mengajarkan dasar-dasar agama Islam yang kuat, namun ‎Amir Hasan cenderung pada kenakalan dan kemanjaannya sehingga menjadikan Sunan Muria ‎dan Nyai Sunan Muria memutuskan untuk menitipkan Amir Hasan kepada pamannya, yaitu ‎Sunan Kudus dengan harapan asuhan Sunan Kudus dapat diterima dan kelak menjadi orang yang ‎baik dan soleh.‎

Selama dalam asuhan Sunan Kudus, Amir Hasan sudah mulai menunjukkan perubahan menjadi ‎pemuda yang baik dan sangat taan melaksanakan ajaran/perintah Sunan Kudus. Melihat ‎perkembangan yang demikian, Amir Hasan kemudian dikembalikan kepada Sunan Muria karena ‎Sunan Kudus sudah merasa cukup membimbing dan mengajari berbagai ilmu khususnya ‎mendalami ajaran agama Islam.‎

Setelah menerima laporan dari Sunan Kudus, Sunan Muria menjadi sangat bahagia   karena   ‎anaknya  mau   mematuhi  ajaran   orang  tua, k emudian untuk melatih dan mencobanya ‎diperintahkan oleh Sunan Muria agar Amir Hasan pergi ke salah satu pulau yang kelihatan dari  ‎puncak gunung  Muria seperti kremun – kremun dengan desertai 2 orang abdi untuk menemani ‎dan diberi bekal 2 biji buah nyamplung untuk ditanam dan berbagai macam barang antara lain : ‎Mustaka Masjid yang saat ini masih ada dalam komplek makam beliau. Perjalanan Amir Hasan ‎yang memakan waktu lama dengan menyebrang laut itupun akhirnya sampai di tempat yang ‎dituju di sebuah pulau , kemudian Amir Hasan menetap disana dan pulau ini kelak bernama ‎KARIMUNJAWA.‎

Pulau yang terlihat kremun – kremun dan masih merupakan kawasan kepulauan jawa , dipakai ‎sebagai tempat tinggal Amir Hasan, terdapat beberapa pohon nyamplung, maka sampai sekarang ‎masyarakat menyebut Amir Hasan dengan nama “ SUNAN NYAMPLUNGAN “‎


LELE TIDAK PUNYA PATIL‎

Melihat putranya tidak dirumah maka Nyai Sunana Muria menanyakan kepada Sunan Muria dan ‎diberi jawaban bahwa Amir Hasan disuruh pergi dari rumah menuju kesebuah pulau yang berada ‎disebelah utara Pulau Jawa, maka Nyai Sunan menjadi terkejut dan mohon ijin untuk nyusuk ‎guna memberi bekal dijalan.‎
Teringat akan makanan kesukaan putranya yaitu pecel lele, maka dibawakan pecel lele oleh Nyai ‎Sunan dengan dengan harapan untuk membarikan kesenangan dalam perjalanan. Namun setelah ‎dipantai ternyata Amir Hasan dan kedua abdinya sudah berlayar dilautan, maka oleh sang ibu ‎pecel lele itu lalu dibuangke laut.‎
Bungkusan pecel lele tersebut terbawa ombak dan atas kehendak Tuhan mengikuti perjalanan ‎Amir Hasan sampai pula dipulau yang dituju oleh Amir Hasan. Ikan – ikan lele yang berada di ‎Karimunjawa semuanya tidak mempunyai patil, area ini sekarang dikenal dengan nama Legon ‎Lele yaitu di bagian timur dari Pulau karimunjawa.‎


‎SIPUT BOLONG‎

Pada waktu Nyai Sunan Muria membewakan pecel lele saat menyusul putranya ke Pantai Jepara, ‎juga dimasakan oleh beliau makanan kesukaan Amir Hasan yang lain, yaitu makanan siput.‎
Rasa kecewa Nyai Sunan Muria yang tidak berhasil menyusul putranya yang berangkat menuju ‎Karimunjawa dilampiaskan beliau dengan melemparkan pecel lele dan makanan siput tersebut ke ‎laut.‎
Sama halnya dengan masakan pecel lele maka masakan siput ini pun terdampar di perairan ‎Karimunjawa yaitu di legon lele ini memiliki cirri khas yaitu punggungnya bolong (berlubang) ‎dan terkenal dengan nama “SIPUT BOLONG”.‎

‎ULAR BUTA‎

Diriwayatkan pada waktu Amir Hasan yang kemudian dikenal dengan nama Sunan ‎Nyamplungan telah sampai di Karimunjawa, maka beliau memasuki daratan mencari tempat yang ‎sesuai untuk kepentingannya guna memperdalam ajaran agama Islam dan sekaligus ‎mengembangkanya.‎
Pada suatu ketika beliau sedang berjalan ternyata ada seekor ular yang bertubuh pendek dan ‎berwarna serta sangat berbisa mencoba untuk menggigit beliau namun ternyata tidak mempan. ‎Akibat dari peristiwa itu Sang Sunan menjadi marah dan mengutuk ular tersebut menjadi buta, ‎karena dianggap menggigit sembarang orang.‎
Sampai sekarang jenis ular ini yang dikenal dengan nama “ULAR EDOR” matanya buta, ‎umumnya tidak mampu untuk bergerak di siang hari.‎


‎KAYU DEWA DARU‎

Apabila kita berkunjung ke Makam Sunan Nyamplungan yang terletak di puncak gunung ‎Karimunjawa sebelah utara, maka di pintu gerbang akan kita jumpai dua pohon yang sangat besar ‎dan oleh masyarakat dikenal sebagai “KAYU DEWA”.‎

Menurut kepercayaan masyarakat yang saat ini masih diyakini, bahwa kayu dewadaru ini masih ‎dikeramatkan dan mempunyai khasiat tersendiri, yaitu barang siapa menyimpan kayu tersebut di ‎rumah, maka yang menyimpan akan terhindar dari ancaman pencuri / orang yang akan bertindak ‎jahat.‎
Kayu dewadaru ini apabila diletakkan di air, tidak terapung seperti jenis kayu lain akan tetapi ‎kayu tersebut akan tenggelam serta setiap orang tidak berani membawa kayu dewadaru keluar ‎pulau Karimunjawa, karena takut akan bahaya yang akan menimpa di perjalanan.‎


‎KAYU SETIGI‎

Di atas telah disebutkan bahwa pada saat itu Karimunjawa masih berupa hutan belantara yang ‎belum pernah dijamah oleh tangan manusia. Disana banyak terdapat berbagai tanaman yang ‎tumbuh dan hewan/ binatang liar yang ganas dan salah satunya adalah jenis ular edor. Konon ‎pernah dikisahkan bahwa ketika Amir Hasan (Sunan Nyamplungan) mengadakan perjalanan di ‎hutan, di tengah-tengah perjalanan beliau digigit seekor ular berbisa, namun ternyata gigitan ular ‎tersebut tidak mampu melemahkan kekuatan Sunan Nyamplungan. Setelah terkena gigitan itu ‎Sang Sunan menjadi marah dan bersabda sambil menunjuk ke arah ular dengan memegang ‎tongkat kayu setigi. Akibat dari sabda Sunan, sang ular menjadi rabun.‎
Catatan khusus : kayu setigi akan tenggelam ke dasar yang paling bawah bila dimasukkan air dan ‎bisa pula menyerap bisa/racun binatang.‎


‎KAYU KALIMASADA‎
Selain kedua jenis kayu tersebut yaitu kayu dewadaru dan kayu setigi, masih ada jenis kayu lain ‎yang sama-sama mempunyai tuah dan legenda kayu ini disebut dengan kayu Kalimasada. ‎Memang pada masa keberadaan Sang Sunan di Karimunjawa banyak kejadian/peristiwa mitos ‎yang sulit dipahami dengan akal dan pikiran layaknya manusia biasa. Ada yang berpendapat ‎bahwa kayu tersebut juga dapat digunakan oleh orang-orang pintar dengan cara memasukan ‎do’a/mantra sesuai dengan keinginan masing – masing.‎


POTENSI KHUSUS KARIMUNJAWA

Taman Nasional Laut Karimunjawa termasuk wilayah Kabupaten Jepara, yang terdiri dari 1 ‎kecamatan, 3 desa dan 27 pulau (5 pulau berpenghuni, 22 pulau kosong) terdiri dari beberapa ‎suku, adapun jarak Jepara Karimunjawa adalah 48 mil laut.‎

DAYA TARIK KHUSUS BAGI WISATAWAN

Taman Nasional Laut Karimunjawa mwmang memiliki daya tarik tersendiri dan sangat cocok ‎untuk “Wisata Bahari”. Berbagai daya tarik yang unik bisa kita temukan antara lain :‎

  • ‎Panorama laut yang indah bagai telaga warna dengan gugusan kepulauan yang tersebar sejauh ‎mata memandang. Disertai jernihnya air laut yang belum tercemar (terkena polusi).‎
  • ‎Hamparan pasir putih yang membentang di kawasan pantai maupun di seluruh pulau-pulau.‎
  •  Dapat melakukan kegiatan hiking, snorkeling, diving, fishing/ memancing, dayung dan ‎sebagainya.‎
  •  Menikmati keindahan biota laut dengan aneka ragam ikan hias dan bermacam karang laut yang ‎menarik.‎
  • ‎Masih terdapat jenis satwa langka seperti menjangan, trenggiling, landak, ular edor, bhurung ‎garuda, dan ikan lele tanpa patil,dsb.‎
  • ‎Gunung dengan penghijauannya hutan tertutup yang masih perawan.‎
  • ‎Dapat menyaksikan ikan hiu, kerapu, lemuna, teripang di karamba, silakan bawa makanan (ikan ‎kecil) untuk dihadiahkan kepada ikan-ikan tersebut.‎
  • ‎Bila perjalanan memakai kapal laut, dapat menyaksikan iringan ikan lumba-lumba di sebelah ‎menyebelah kapal.‎

sekian Sejarah Singkat Karimu Jawa, apakah sudah faham? tentunya sangat menarik untuk dikunjungi sebagai wisata laut yang sangat bersih dan sejuk. semoga bermanfaat.

Sumber Link : Disini

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Sejarah Singkat Karimun Jawa (Jepara)

0 comments:

Posting Komentar